Site icon

JOKOWI TENDANG CHEVRON

80 Tahun Dikelola Asing, Blok Rokan Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi, ini merupakan salah satu tonggak sejarah industri hulu migas Indonesia

RIAU, OKUTIMUR.CO – Kabar gembira di bulan Agustus
mulai Senin, 9 Agustus 2021 pukul 00.01 WIB, hari bersejarah bagi kedaulatan Indonesia operasional Blok Rokan beralih dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Chevron Pacific Indonesia (CPI), kepada Pertamina Hulu Rokan (PHR).

Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Chevron Pacific Indonesia (CPI) dan mulai berproduksi awal tahun 1951. Puluhan tahun Blok Rokan dikuasai Chevron. Kini salah satu sumber minyak terbesar itu bakal dikelola pemerintah melalui Pertamina. Blok Kaya Migas ini akan dikelola anak Pertamina, PT. Pertamina Hulu Rokan mulai 9 Agustus 2021.

Berkat kegigihan Jokowi, blok Rokan resmi kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi setelah 70 tahun di bumi lancang kuning Riau dikuasai ASING Kembalinya Blok Rokan ke RI sepenuhnya menjadi kado manis Dirgahayu HUT RI ke-76.



Potensi minyak Blok Rokan kedepan masih sangat besar. Bagaimana tidak, Blok Rokan memproduksi 165.000 Barel Minyak/hari Jumlah produksi itu memenuhi 24% produksi minyak nasional masih ada 500 juta – 1,5 Miliar Barel minyak yang menjadi cadangan Blok Rokan. Minyak di kawasan ini terkenal dengan kualitasnya yang bagus, yaitu Sweet Oil. Di Asia Tenggara, Indonesia penghasil Sweet Oil terbesar.

Migas ini pernah menjadi Lapangan Migas terbesar di Asia Tenggara, Setelah mengambil Blok Mahakam dari Total/Inpex, Emas Grasberg dari Freeport, kini Blok Rokan dari Chevron. Kedepan proses transisi yang sudah berjalan baik sehingga tidak terjadi penurunan produksi setelah pengelolaannya Pertaminalah yang harus membuktikan bahwa mereka lebih baik dan harus memberikan lebih banyak keuntungan bagi republik Indonesia tercinta.

Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) sebagai induk usaha PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menyampaikan “pengelolaan WK Rokan oleh Pertamina menjelang hari Kemerdekaan Republik Indonesia, merupakan kebanggaan bagi Pertamina dan bangsa Indonesia serta dukungan dari segenap bangsa Indonesia sehingga alih kelola,” 



Pertamina melalui PHR juga telah membentuk Tim Transisi yang bertugas memastikan kelancaran operasi, terutama di aspek subsurface, operasi produksi, project and facility engineering, operasi K3LL, hingga ke aspek sumber daya manusia, finansial, komersial, asset supply chain management serta IT,”Jelas Nicke

“Yang tidak kalah penting dalam proses alih kelola ini, kami mengingatkan kembali mengenai high risk pengelolaan usaha migas, tidak hanya proses kehandalan, Yang lebih penting aspek HSSE (Health, Safety, Security and Environment),” tegas Nicke. 

“Pertamina juga mendukung program pemerintah mencapai produksi minyak mentah satu juta barrel oil per day (BOPD) dan 12 milyar standard cubic feet per day (BSCFD) di tahun 2030. Oleh karenanya, selain kerja keras dan komitmen Pertamina, Diharapkan dukungan penuh dari Pemerintah dan daerah untuk mewujudkan cita-cita mulia tersebut,” Tandas Nicke.[R10]



Exit mobile version