Dari 514 Kabupaten/Kota, baru sebanyak 293 Kabupaten/Kota yang memiliki sentra komoditas pertanian unggulan ekspor. Komoditas tersebut antara lain adalah kelapa sawit, karet, dan kopi ke 61 negara tujuan.
Palembang, OKUTIMUR.CO – Indonesia mulai melaksanakan ekspor komoditas ke 61 negara tujuan. Salah satunya ekspor beras mengingat produksi beras Indonesia yang diakui melebihi konsumsi.
Kegiatan ekspor beras harus terus menghitung pemenuhan kebutuhan dalam negeri.”Kalau memang dikalkulasi dihitung bahwa benar-benar stok yang ada itu benar-benar cukup untuk kebutuhan dalam negeri dulu,” ujar Presiden Joko Widodo dalam sambutan Pelepasan Ekspor Merdeka Pertanian, Sabtu (14/08/2021) siang, secara virtual secara serentak dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa barat.
Ekspor komoditas pertanian juga meliputi berbagai komoditas lainnya. Oleh karena itu, pada kesempatan tersebut Jokowi meminta setiap daerah untuk menggali potensi komoditas pertanian.
Dari 514 Kabupaten/Kota, baru sebanyak 293 Kabupaten/Kota yang memiliki sentra komoditas pertanian unggulan ekspor. Komoditas tersebut antara lain adalah kelapa sawit, karet, dan kopi ke 61 negara tujuan.
Jokowi menyebut terdapat sejumlah komoditas lain yang dapat dikembangkan, Presiden mencontohkan Porang jadi komoditas super prioritas, sarang burung walet, minyak atsiri, hingga tanaman hias.”Kalau betul-betul kita beri perhatian jadi baik untuk kita ekspor sekaligus momentum penguatan ekspor komoditas pertanian Indonesia dan menandai kebangkitan ekonomi nasional di tengah pandemi,” terang Jokowi.
Pada pelepasan ekspor komoditas pertanian itu dilakukan di 17 titik lokasi. Antara lain adalah Pelabuhan Tanjung Perak, Bandara Soekarno-Hatta, Pelabuhan Dwikora, Pelabuhan Pelindo 1, Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Tanjung Priok, dan Pelabuhan Tanjung Emas.
Selain itu ekspor juga dilakukan di Balikpapan, Bandar Lampung, Padang, Batam, Makassar, Banjarmasin, Palembang, Jambi, Tanjung Balai, dan Manado. Total ekspor komoditas pertanian itu mencapai Rp 7,29 triliun.
Sementara di Sumatera Selatan yang dipimpin Gubernur H. Herman Deru menjadikan komoditas Karet sebagai salah ekspor unggulan bagi Sumatera Selatan. karena memiliki nilai ekonomi dan peran strategis dalam peningkatan pendapatan petani, penyerapan tenaga kerja dan sumber devisa negara.
Dimana Sumsel, melakukan ekspor produk pertanian senilai Rp138 milyar ke 11 negara di dunia melalui pelabuhan Boom Baru Palembang,
“Yang kita ekspor bukan produk pertanian yang masih mentah, tapi produk pertanian yang sudah dibuat produk turunannya dalam bentuk jadi dan bisa dijadikan bahan baku untuk pembuatan produk lainnya. Seperti karet, sawit, kopi dan lainnya yang kita ekspor,” kata Herman Deru yang juga mengikuti kegiatan Merdeka Ekspor (Pelepasan Ekspor Komoditas Pertanian), Sabtu (14/8) di Palembang.
Pemerintah menjelaskan di tahun 2020, ekspor hortikultura mencapai sebesar US$ 645,48 juta atau meningkat sebesar 37,75% dibanding tahun 2019 Peningkatan ekspor hortikultura ini didominasi oleh komoditas buah-buahan.
Bank Mandiri memperkirakan neraca perdagangan pada Juli 2021 melonjak US$ 2,89 miliar, Pemulihan ekonomi global dan harga komoditas yang lebih tinggi akan terus mendukung ekspor, sementara saat PPKM Darurat malah akan membatasi impor.
Kementerian Perdagangan mencatat peningkatan nilai ekspor Indonesia pada semester I 2021 dengan minyak sawit (crude palm oil/CPO) serta batu bara masih mendominasi. Harga kedua komoditas ini juga sedang tinggi-tingginya.(HMS/r10)