Bupati Lanosin buka Pra Kongres Kebudayaan Komering ke-1
Berdasarkan amanat UU tentang pelestarian budaya, negara wajib berperan aktif menjalankan agenda pemajuan kebudayaan nasional terkhusus kabupaten sebiduk sehaluan untuk melaksanakan amanat UUD tersebut yang diterbitkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Sambutan dibuka oleh Dr. A. Erwan Suryanegara, M.Sn salah satu pegiat yang aktif dalam kebudayaan, meneliti kerajaan Sriwijaya dan budaya lain mengatakan, sangat mengapresiasi kegiatan hari ini.

“Terima kasih kepada rekan-rekan yang berhasil menggodok terlaksananya kongres ini hingga akhirnya kita hadir bersama,” katanya.

Menurutnya, mengapa kongres kebudayaan komering yang pertama ini di wilayah sumatera selatan harus dilaksanakan?, “Kebudayaan itu ada 2 yaitu, yang tampak dan yang tidak tampak, pertama tidak tampak adalah nilai-nilai ini yang cenderung punah karena perbedaaan peradaban, apalagi kemajuan tekhnologi yang serba bergerak cepat,” katanya.

Selanjutnya ia melanjutkan, Tujuan Kongres ini merumuskan pokok pemikiran yang membutuhkan regulasi yaitu menggali, meneliti, mendokumentasi serta menumbuhkembangkan budaya komering. “Mudah-mudahan dengan kongres ini akan perumus pokok-pokok kemajuan budaya kabupaten OKU Timur,” katanya didampingi Drs. H. Surya Bhakti, M.M Ketua PGRI OKU Timur periode 2020-2025 dan kepala Disdikbud Wakimin, S.pd, M.M.

Jadi, wilayah kultural budaya komering wilayah yang ada di sumatera selatan ini terdiri dari OKU bagian Timur, Selatan, Induk, Ilir. “Insyaalloh peserta nantinya secara bergulir dan berkesinambungan dengan kerja tim menyusun kepanitiaan serta merumuskan perangkat kerja hingga kita tinggal menghantarkan hasil kongres” katanya.

Bupati Enos yang meresmikan kongres mengatakan, dari semua Kebudayaan semua hampir mempunyai hak paten. “Kita harus menghakpaten kebudayaan kita yang baik-baik dan terus dipertahankan menjadi budaya bangsa, seperti tari sambutan serta pencak silat, “katanya saat membuka Pra Kongres Kebudayaan ke-1, di Aula Hotel Parai Tani Martapura, Selasa (20/07/2022).

Menurut Bupati Enos, Wilayah kita yang berbeda-beda di OKU Timur karena tidak ada yang mempersatukannya.

“Pencak silat komering menjadi pencak silat budaya agar dapat dipatenkan, semoga keberagaman yang ada di kabupaten sebiduk sehaluan dapat bersatu dalam kongres selanjutnya di Ancol Jakarta” harapnya dihadiri rektor Universitas Terbuka Palembang, Nurul huda, Muhammadiyah, Wakil ketua FOKKU bersama sekretaris serta 6 pemberi materi Dr. Meita Istianda, S.I.P., M.Si, Drs. A. Rapani Igama, M.Si, Ir. Iskandar Ilyas, M.T, Dr. A. Erwan Suryanegara, M.Sn, H. Leo Budi Rahmadi, S.E, H. Sugeng Supriyanto, S.P, M.M dan para OPD pemkab OKU Timur. [Adv]